BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Luca Pacioli
(1445 - 1517) akuntansi di definisikan sebagai seni yang berdasarkan
pada logika matematik yang sekarang dikenal sebagai “pembukuan berpasangan” (double – entry bookkeeping) sudah
dipahami di Italia sejak tahun 1495. Luca Pacioli dikenal juga sebagai Friar
(Romo) Luca dal Borgo, mempublikasikan bukunya tentang “pembukuan’ di venice.
Buku berbahasa inggris pertama yang dipublikasikan di London oleh Goerge atau
Gough pada tahun 1543.
Sebuah buku ringkas menampilkan instruksi akuntansi
juga diterbitkan di tahun 1588 oleh John Mellis dari Southwark, yang termuat
perkataannya, “I am but the renuer and reviver of an ancient old copie printed
here in London the 14 August 1543 : collected, published, made, and set forth
by one Hugh Oldcastle, Scholemaster, who, as appeareth by his treatise, then
taught arithmetics, and this booke in Saint Ollaves parish in parish in Marko
Lane.” John Mellis merujuk pada fakta bahwa prinsip akuntansi yang dia jelaskan
(yang merupakan system sederhana dari masukan ganda/double entry) adalah “after
the forme of venice”.
Pada awal abad ke 18, jasa dari akuntan yang
berpusat di London telah digunakan selama selama suatu penyelidikan seorang
direktur South Sea Company, yang tengah memperdagangkan bursa perusahaan
tersebut. Selama penyelidikan ini, akuntan menguji sedikitnya dua buku
perusahaan. Laporannya diuraikan dalam buku Sawbridge and Company, oleh Charles
Snell, Writing master and Accountant in Foster Lane, London Amerika Serikat
berhutang konsep tujuan Akuntan Publik terdaftar pada Inggris yang telah
memiliki Chartered Accountant di abad ke 19.
BAB II
ISI
A.
Filsafat Ilmu
1.
Pengertian Filsafat
Ilmu
Untuk memahami arti dan makna filsafat ilmu, di bawah ini
dikemukakan pengertian filsafat ilmu dari beberapa ahli yang terangkum dalam
Filsafat Ilmu, yang disusun oleh Ismaun (2001).
a. Robert Ackerman “philosophy of
science in one aspect as a critique of current scientific opinions by
comparison to proven past views, but such aphilosophy of science is clearly not
a discipline autonomous of actual scientific paractice”. (Filsafat ilmu
dalam suatu segi adalah suatu tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah
dewasa ini dengan perbandingan terhadap kriteria-kriteria yang dikembangkan
dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu jelas bukan suatu
kemandirian cabang ilmu dari praktek ilmiah secara aktual.
b. Lewis White Beck “Philosophy
of science questions and evaluates the methods of scientific thinking
and tries to determine the value and significance of scientific enterprise as a
whole. (Filsafat ilmu membahas dan mengevaluasi metode-metode pemikiran
ilmiah serta mencoba menemukan dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu
keseluruhan)
c. A. Cornelius Benjamin “That
philosopic disipline which is the systematic study of the nature of science,
especially of its methods, its concepts and presuppositions, and its place in
the general scheme of intellectual discipines. (Cabang pengetahuan
filsafati yang merupakan telaah sistematis mengenai ilmu, khususnya
metode-metodenya, konsep-konsepnya dan praanggapan-praanggapan, serta letaknya
dalam kerangka umum cabang-cabang pengetahuan intelektual.)
d. Michael V. Berry “The study of
the inner logic if scientific theories, and the relations between experiment
and theory, i.e. of scientific methods”. (Penelaahan tentang logika interen
dari teori-teori ilmiah dan hubungan-hubungan antara percobaan dan teori, yakni
tentang metode ilmiah.)
e. May Brodbeck “Philosophy of
science is the ethically and philosophically neutral analysis, description, and
clarifications of science.” (Analisis yang netral secara etis dan
filsafati, pelukisan dan penjelasan mengenai landasan – landasan ilmu.
f. Peter Caws “Philosophy of
science is a part of philosophy, which attempts to do for science what
philosophy in general does for the whole of human experience. Philosophy does
two sorts of thing: on the other hand, it constructs theories about man and the
universe, and offers them as grounds for belief and action; on the other, it
examines critically everything that may be offered as a ground for belief or
action, including its own theories, with a view to the elimination of
inconsistency and error. (Filsafat ilmu merupakan suatu bagian filsafat,
yang mencoba berbuat bagi ilmu apa yang filsafat seumumnya melakukan pada
seluruh pengalaman manusia. Filsafat melakukan dua macam hal : di satu pihak,
ini membangun teori-teori tentang manusia dan alam semesta, dan menyajikannya
sebagai landasan-landasan bagi keyakinan dan tindakan; di lain pihak, filsafat
memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai suatu landasan
bagi keyakinan atau tindakan, termasuk teori-teorinya sendiri, dengan harapan
pada penghapusan ketakajegan dan kesalahan
g. Stephen R. Toulmin “As a
discipline, the philosophy of science attempts, first, to elucidate the
elements involved in the process of scientific inquiry observational
procedures, patens of argument, methods of representation and calculation,
metaphysical presuppositions, and so on and then to veluate the grounds of
their validity from the points of view of formal logic, practical methodology
and metaphysics”. (Sebagai suatu cabang ilmu, filsafat ilmu mencoba
pertama-tama menjelaskan unsur-unsur yang terlibat dalam proses penyelidikan
ilmiah prosedur-prosedur pengamatan, pola-pola perbinacangan, metode-metode
penggantian dan perhitungan, pra-anggapan-pra-anggapan metafisis, dan
seterusnya dan selanjutnya menilai landasan-landasan bagi kesalahannya dari
sudut-sudut tinjauan logika formal, metodologi praktis, dan metafisika).
Berdasarkan pendapat di atas kita memperoleh
gambaran bahwa filsafat ilmu merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab
pertanyaan mengenai hakikat ilmu, yang ditinjau dari segi ontologis,
epistemelogis maupun aksiologisnya. Dengan kata lain filsafat ilmu merupakan
bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengakaji
hakikat ilmu, seperti :
a. Obyek apa yang ditelaah ilmu ?
Bagaimana ujud yang hakiki dari obyek tersebut? Bagaimana hubungan antara obyek
tadi dengan daya tangkap manusia yang membuahkan pengetahuan ? (Landasan
ontologis)
b. Bagaimana proses yang
memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya?
Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar mendakan pengetahuan yang benar?
Apakah kriterianya? Apa yang disebut kebenaran itu? Adakah kriterianya?
Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang
berupa ilmu? (Landasan epistemologis)
c. Untuk apa pengetahuan yang berupa
ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan
kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan
pilihan-pilihan moral ? Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang
merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral/profesional ?
(Landasan aksiologis). (Jujun S. Suriasumantri, 1982)
2.
Fungsi Filsafat
Ilmu
Filsafat
ilmu merupakan salah satu cabang dari filsafat. Oleh karena itu, fungsi
filsafat ilmu kiranya tidak bisa dilepaskan dari fungsi filsafat secara
keseluruhan, yakni :
a. Sebagai alat mencari kebenaran
dari segala fenomena yang ada.
b. Mempertahankan, menunjang dan
melawan atau berdiri netral terhadap pandangan filsafat lainnya.
c. Memberikan pengertian tentang
cara hidup, pandangan hidup dan pandangan dunia.
d. Memberikan ajaran tentang moral
dan etika yang berguna dalam kehidupan
e. Menjadi sumber inspirasi dan
pedoman untuk kehidupan dalam berbagai aspek kehidupan itu sendiri, seperti
ekonomi, politik, hukum dan sebagainya. Disarikan dari Agraha Suhandi (1989)
Sedangkan
Ismaun (2001) mengemukakan fungsi filsafat ilmu adalah untuk memberikan
landasan filosofik dalam memahami berbagi konsep dan teori sesuatu disiplin
ilmu dan membekali kemampuan untuk membangun teori ilmiah. Selanjutnya
dikatakan pula, bahwa filsafat ilmu tumbuh dalam dua fungsi, yaitu: sebagai
confirmatory theories yaitu berupaya mendekripsikan relasi normatif antara
hipotesis dengan evidensi dan theory of explanation yakni berupaya menjelaskan
berbagai fenomena kecil ataupun besar secara sederhana.
3.
Subtansi Filsafat
Ilmu
Telaah tentang substansi Filsafat Ilmu,
Ismaun (2001) memaparkannya dalam empat bagian, yaitu substansi yang berkenaan
dengan: (1) fakta atau kenyataan, (2) kebenaran (truth), (3) konfirmasi dan (4)
logika inferensi.
4.
Corak dan Ragam
Filsafat Ilmu
Ismaun
(2001:1) mengungkapkan beberapa corak
ragam filsafat ilmu, diantaranya:
a. Filsafat ilmu-ilmu sosial yang
berkembang dalam tiga ragam, yaitu : (1) meta ideologi, (2) meta fisik dan (3)
metodologi disiplin ilmu.
b. Filsafat teknologi yang bergeser
dari C-E (conditions-Ends) menjadi means. Teknologi bukan lagi dilihat sebagai
ends, melainkan sebagai kepanjangan ide manusia.
c. Filsafat seni/estetika mutakhir
menempatkan produk seni atau keindahan sebagai salah satu tri-partit, yakni
kebudayaan, produk domain kognitif dan produk alasan praktis.
Produk
domain kognitif murni tampil memenuhi kriteria: nyata, benar, dan logis. Bila
etik dimasukkan, maka perlu ditambah koheren
dengan moral. Produk alasan praktis tampil memenuhi kriteria oprasional,
efisien dan produktif. Bila etik dimasukkan perlu ditambah human.manusiawi,
tidak mengeksploitasi orang lain, atau lebih diekstensikan lagi menjadi tidak
merusak lingkungan.
B.
Akuntansi
Akuntansi biasa di sebut dengan bahasa
dunia usaha (the language of bussiness).
Dari segi bahasa berasal dari to account yang berarti menghitung atau
mempertanggungjawabkan sehingga menjadi accounting.
Istilah account diterjemahkan dalam
bahasa Indonesia menjadi perkiraan atau rekening.
Akuntansi (Accounting,
Accountancy) yaitu pencatatan, pelaporan-dari kegiatan-dan perakunan. Account
adalah laporan/ perkiraan (Dari Kamus Inggris- Indonesia John M. Echol and
Hasan).
Akuntansi adalah proses
mengidentifikasi, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi dalam suatu
perusahan, sehingga memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan
bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut (Rumusan AAA-Amirican Acounting
Association).
Rumusan AAA tersebut mengandung
pengertian :
1.
Kegiatan (Activity) akuntansi
yaitu proses yang terdiri dari atas identifikasi, pengukuran dan pelaporan
informasi ekonomi.
2.
Kegunaan (Funtion) informasi
yang dihasilkan oleh akuntan diharapkan berguna bagi pemakai dalam penilaian
dan pengambilan keputusan.
Fungsi akuntansi bagi dunia bisnis global antara lain untuk:
1.
Menyediakan
informasi ekonomis suatu perusahaan yang relevan untuk pengambilan keputusan
investasi dan kredit yang tepat.
2.
Menjadi media
komunikasi bisnis antara manajemen dan pengguna eksternal mengenai posisi
keuangan, perubahan posisi keuangan, dan arus kas perusahaan.
3.
Memberikan potret
yang dapat diandalkan mengenai kemampuan menghasilkan laba dan arus kas
perusahaan.
4.
Menjadi bentuk
pertanggungjawaban manajemen kepada para pemilik perusahaan.
5.
Menjadi gambaran
kondisi perusahaan dari satu periode ke periode berikut mengenai pertumbuhan
/kemunduran, dan memungkinkan untuk diperbandingkan dengan perusahaan lain pada
industri sejenis.
Prinsip-prinsip akuntansi
adalah aturan pengambilan keputusan umum, yang diturunkan baik dari tujuan
maupun konsep teoritis akuntansi yang mengatur pengembangan teknik-teknik
akuntansi. Prinsip akuntansi terdiri dari konsep entitas, prinsip obyektifitas
dan prinsip cost (biaya).
Manfaat akuntansi dilihat dari bisnis Manfaatnya adalah
kegiatan untuk pengambilan keputusan yang berhubungan dengan keuangan dan
sebagai penuntun badan usaha dalam mengembangkan standar akuntansi dan
pelaporan karna konsep-konsep dasar tersebut memberikan alasan mendasar untuk
mempertimbangkan berbagai alternative yang ada.
Manfaat akuntansi dilihat dari
pendidikan. Manfaatnya
adalah berhubungan dengan kegiatan pengajaran dan pengembangan pendidikan
akuntansi. Dalam Sekolah Menengah Atas(SMA) dan perguruan tinggi yang bertujuan
menciptakan generasi yang siap menjadi calon-calon akuntan yang mendidik serta
memberikan ilmu akuntansi.
C.
Filosofi Hidup
Dalam Ilmu Akuntansi
Filosofi hidup hampir berkaitan dengan prinsip hidup. Semua orang yang
masih eksis mempunyai pegangan hidup, tujuan hidup, prinsip hidup maupun
filosofi hidup. Tentunya hal ini cukup berbeda di antara satu dengan lainnya
dalam menyikapinya. Karena setiap orang itu tidak sama, setiap orang itu unik,
setiap orang merupakan mahluk individualisme yang membedakan satu dengan
lainnya.
Berikut ini 4 filosofi hidup dalam ilmu akuntansi,yaitu;
1.
Ketika kita mengerjakan laporan keuangan jika
perusahaaan untung maka posisi laba ada di sebelah kredit yang notabene kredit
itu berisikan pasifa atau modal. Dari situ dapat disimpulkan “jika seseorang
itu ingin untung maka ia harus mempunyai modal”
2.
Dalam penghitungan laporan keuangan jumlah antara
debet dan kredit itu harus sama. Dengan begitu, “kita dalam menjalani hidup itu
harus seimbang”
3.
Sebelum membuat laporan biasanya akuntan akan mencatat
setiap transaksi yang terjadi . Dalam hal ini, “jika kita melakukan perniagaan
catatlah itu sekecil apapun itu “. Perniagaan disini adalah perniagaan
hubungannya dengan dunia yaitu untuk mengetahui digunakan untuk apa uang kita
(apakah ia habis dengan percuma atau habis dan bermanfaat) dan juga perniagaan
hubungannya dengan Sang Khalik (apa saja yang sudah kita lakukan selam di dunia
untuk kebaikan atau untuk maksiat) sebagai pertanggungjawaban kita nantinya di hadapan-Nya.
4.
Setiap membuat laporan akuntansi sangat menuntut
ketelitian dari si akuntan agar tidak ada kesalahan dalam mencatat transaksi
yang bisa jadi puluhan bahkan ratusan transaksi. Dalam kaitannya dengan ini
diungkapkan bahwa ”dalam menjalani kehidupan seseorang harus teliti, tidak
ceroboh dan menipu”
Dari
uraian tadi kita belajar bagaimana menjadi orang yang beruntung dengan modal
kejujuran dan tertata.serta belajar menjadi orang yang terarah dalam hidupnya
dengan tujuan hidup yang jelas.
D.
Balance dalam Kehidupan
Akuntasi sebuah mata pelajaran yang
sebenarnya sudah didapatkan ketika seseorang menginjak pendidikan Sekolah
Menengah Atas (SMA). Bagi orang awam yang mendengar kata akuntansi, yang
terbayangkan di pikiran mereka pasti hitungan tentang keuangan. Padahal,
akuntansi merupakan sebuah mata pelajaran yang tidak sekedar mencatat keluar
masuknya uang dari seorang bendahara. Diperlukan sebuah standard yang mengatur
seluk beluk akuntansi. Seorang akuntan diharuskan memiliki ketelitian dan kesabaran
untuk menginput setiap transaksi yang terjadi sehingga pihak – pihak yang
berkepentingan mampu memahami laporan keuangan yang dihasilkan.
Balance merupakan terminologi
melekat pada dunia Akuntansi, khususnya akuntansi keuangan. Di dalam menyusun laporan
keuangan, akuntan mengacu pada dasar persamaan akuntansi, yaitu Asset = Kewajiban + Modal. Berdasarkan
persamaan tersebut, semua transaksi keuangan dilaporkan berdasarkan format
keseimbangan: sebelah kiri disebut debet, dan sebelah kanan disebut kredit.
Setiap transaksi harus melibatkan ketiga unsur tersebut, dan haruslah balance
sebelah kiri dan kanan. Pada akhirnya pencatatan transaksi yang disebut jurnal
itu masuk ke dalam buku besar (ledger). Ledger ini dipersiapkan menjadi laporan
keuangan dengan membuat Trial Balance. Namanya saja trial balance, memang ini
adalah neraca percobaan, untuk menguji apakah semua transaksi yang sudah di
posting ke buku besar benar pencatatannya, meskipun seimbang belum tentu
menjamin semua jurnal benar pencatatannya. Singkat cerita neraca percobaan
tersebut, setelah dilakukan penyesuaian, disiapkan untuk menjadi sebuah Neraca
(Balanced Sheet). Dari sekilas dan tersirat siklus akuntansi tersebut, kita
menemukan betapa sering terminologi 'balance' digunakan. Terlebih lagi di dalam
jurnalisasi saja, Akuntan sering menghadapi masalah, yaitu ketidakseimbangan,
kata kunci yang melegakan para akuntan atau mahasiswa jurusan akuntansi yang
sedang praktikum adalah terminologi 'balance', kata 'balance' ini serasa
melegakan hati mereka, menyegarkan jiwa mereka, memuasi hasil jerih payah
mereka di dalam jurnalisasi dan posting.
Balance dalam kehidupan secara
garis besar terdapat dua macam, yaitu:
1.
Balance Lahir
Balance
lahir berkaitan dengan pekerjaan, keluarga dan masyarakat. Balance lahir
mungkin terlihat lebih dalam kehidupan di dunia. Ketika sibuk dengan pekerjaan
dan tugas, akan timbul sebuah keseimbangan bila mampu membagi waktu dengan
tepat untuk menyelesaikannya. Ketika sibuk dalam sebuah masyarakat dan
organisasi, akan timbul sebuah keseimbangan bila mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungan dan menjadi pribadi yang ramah dan disukai banyak orang. Begitu juga
ketika berada dalam sebuah keluarga, bagaimana menerapkan peran dalam keluarga
sangatlah penting. Sebagai contoh seorang kakak yang mampu memberikan teladan
yang baik untuk adiknya juga menciptakan sebuah keseimbangan dalam keluarga.
2.
Balance Batin
Balance
batin berkaitan dengan hati dan hubungan kita dengan Tuhan. Balance batin merupakan
keseimbangan yang berkaitan dengan hati, keseimbangan yang timbul ketika hati
ini merasa hidup. Hati yang hidup adalah hati yang gemar akan ilmu, hati yang
lunak dan siap menerima nasehat ketika berada di jalur yang salah. Bukan hati
yang keras saat beradu argumen, bukan hati yang mati dan cuek melihat keadaan
sekitar. Namun, hati yang selalu lapang memaknai setiap kejadian yang terjadi
dengan berkoordinasi dengan akal untuk menciptakan sebuah hikmah yang lebih
bermanfaat dalam hidup. Keseimbangan hati tak akan pernah bisa diraih ketika
lebih menyibukkan dalam kehidupan dunia, keseimbangan yang ini bisa di raih
ketika lebih menyibukkan hubungan dengan Tuhan. Satu yang harus di ingat untuk
menimbulkan keseimbangan ini, usaha yang maksimal yang dilakukan bukanlah
penentu, tapi Tuhan yang berhak menentukan hasilnya. Dengan pasrah atas usaha
maksimal yang di lakukan maka keseimbangan batin akan terwujud dengan
sendirinya.
E.
Standard
Balance dalam Hidup
Balance yang benar sebagaimana konsep balance dalam akuntansi, harus mengacu kepada
standar, dan dalam hidup standar yang diterima umum adalah standar yang dibuat
oleh pakar kehidupan, yaitu Allah SWT.
“Dan
carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan
berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik,
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakkan.”(QS. Al-Qashash:77)
Mengabaikan salah satunya
akan menimbulkan akibat yang besar. Mengabaikan dunia akan menimbulkan
kemiskinan seperti dikatakan Ali bin Abi Thalib “kadal faqru ay yakunan kufran”
yang artinya bahwa kemiskinan itu lebih dekat dengan kekufuran. Sebaliknya
mengabaikan akhirat akan mengakibatkan yang lebih parah lagi, karena bila
akhirat telah rusak tidak dapar diperbaiki lagi, sedangkan kerusakan didunia
masih bisa untuk diperbaiki.
“Allah
meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka
bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding
dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit).”(QS. Ar-Ra’d:26)
Begitu juga dengan keadaan
lain kita perlu menjaga keseimbangannya, keseimbangan lahir dengan keseimbangan
batin, keseimbangan luar dan dalam, keseimbangan antara pria dan wanita,
keseimbangan antara diri kita dan orang lain serta keseimbangan antar menerima
dan memberi, ada saat menerima pastikann juga ada saat anda memberi, jangan hanya
mau menerima saja.
Perhatikan 5F yaitu Faith
(Kepercayaan/Keimanan), Family (Keluarga), Fitness (Kebugaran/Keafiatan),
Friends (teman) dan Finance (Keuangan)
Dengan Faith kita akan memperhatikan
Keseimbangan dunia wal akhirah, Family akan terkandung keseimbangan anak dan
orang tua, pada Fitness kita perlu memperhatikan keseimbangan lahir dan
bathin, friends kita perlu memperhatikan keseimbangan diri kita dan orang lain,
serta dari Finance akan terlihat keseimbangan antara sikaya dan
simiskin.
BAB III KESIMPULAN
A.
Sedikit penafsiran
tentang makna balance dalam akuntansi yang bisa diaplikasikan dalam sebuah
kehidupan. Terkadang memang sulit memahami jalan yang dikehendaki Tuhan,
istiqomah dalam mempererat hubungan dengan Tuhan. Tuhan akan selalu memberrikan
jalan yang terbaik untuk hambaNya yang baik. Jalan yang bengkok pung akan
selalu terlihat lurus ketika mulai mengerti maksud Tuhan.
B.
“Berani Menyeimbangkan Hidup“, karena “Hidup
perlu seimbang“, seimbang antara dunia dan akhirat, antara lahir dan
batin, antara diri kita dan orang lain, antara manerima dan memberi dan
sebagainya, ”Tanpa keseimbangan sama dengan
Kehancuran” .
DAFTAR PUSTAKA
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/13/filsafat-ilmu/
http://doarifandi.blogspot.com/2012/05/filsafat-akuntansi-dalam-kehidupan.html
http://virdyblog.blogspot.com/2012/03/filsafat-akuntansi-sebuah-keseimbangan.html
http://redcyrus.wordpress.com/psikologi-dan-filosofi-hidup/
http://kukuhpewe.wordpress.com/2011/12/24/penerapan-prinsip-dasar-akuntansi-dalam-sebuah-keseimbangan-hidup/
http://sosbud.kompasiana.com/2010/05/02/tanpa-keseimbangan-kehancuran/
Isroah, M.Si,dkk. (2004). Kompetensi Dasar
Akuntansi 1. Solo : PT. Tiga Serangkai.